Makalah: Hubungan Publik Relations dengan Wartawan

A. PROSES KERJA WARTAWAN DAN PUBLIC RELATIONS
1. WARTAWAN

Wartawan atau jurnalis adalah seorang yang melakukan jurnalisme, yaitu orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan/ dimuat di media massa secara teratur. Laporan ini lalu dapat dipublikasi dalam media massa, seperti koran, televisi, radio,majalah, film dokumentasi, dan internet. Wartawan mencari sumber mereka untuk ditulis dalam laporannya; dan mereka diharapkan untuk menulis laporan yang paling objektif dan tidak memiliki pandangan dari sudut tertentu untuk melayani masyarakat.

Menurut Pak Syam, seorang Marketing Comunication di Celebes TV yang fungsinya sama dengan PR mengatakan bahwa wartawan adalah seseorang yang mencari informasi dan memberitakan segala kejadian yang terjadi dalam masyarakat yang pantas untuk dipublikasikan baik melalui media, baik itu media cetak maupun media televise.
Dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 1996 Pasal 1 dan 3 juga dengan jelas disebutkan bahwa:
“Kewartawanan ialah pekerjaan/ kegiatan/ usaha yang berhubungan dengan pengumpulan, pengolahan dan penyiaran dalam bentuk fakta, pendapat, ulasan, gambar-gambar dan lain-lain sebagainya untuk perusahaan, radio, televisi dan film”

“Wartawan” adalah sebuah profesi yang penuh dengan etika dan tata cara maupun aturan dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, setiap orang yang melanggar aturan maupun kode etik tersebut dapat dikatakan bukan sebagai “wartawan”dan hasil karyanya pun bukan merupakan karya jurnalistik.

Proses kerja wartawan berbeda-beda, tergantung dimedia mana dia bekerja. Ini adalah salah satu proses kerja wartawan di Koran harian:
1. Pada pagi hari, para redaktur mengadakan rapat untuk memantau peristiwa. Redaktur kemudian memberi arahan kepada reporter untuk meliputnya. Pada peristiwa khusus, redaktur akan membuat penugasan tertulis.
2. Reporter kemudian meliput peristiwa di lapangan. Saat ini, wartawan sudah dibekali dengan alat kominikasi yang canggih, sehingga mereka bisa langsung mengirim berita tak lama setelah peristiwa terjadi kepada para redaktur.
3. Pada sore, redaktur berkumpul lagi untuk menentukan berita yang akan dimuat di setiap halaman. Redaktur bertanggungjawab untuk menentukan berita apa yang cocok untuk halaman masing- masing.
4. Setelah itu redaktur akan mengedit tulisan reporter dan mengatur pemuatan di halaman masing-masing. Redaktur akan melengkapi foto dan grafis jika diperlukan. Dengan berbagai kelengkapan tadi, redaktur bertanggungjawab untuk menampilkan setiap halaman semenarik mungkin.
5. Berita yag sudah diturunkan di setiap halaman kemudian diolah lebih lanjut diolah oleh bagian layout. Setiap layouter bekerja sama dengan redaktur tulis dan redaktur foto untuk membuat penampilan halaman seindah mungkin.
6. Selain diedit oleh redaktur halaman, tulisan juga diedit oleh redaktur bahasa. Redaktur bahasa bertabggungjawab tentang tata bahasa, pengejaan, dan memastikan penggunaan koma, titik dua, huruf besar secara benar.
7. Setelah halaman sudah jadi, untuk memastikan tampilan, masing-masing halaman akan dicetak kemudian ditempel di dinding. Redaktur akan melihat sekali lagi tampilan terakhir sebelum dikirim ke percetakan.
8. Selain redaktur, ada juga pengawas lain yang memantau proses penggarapan halaman. Pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi, redaktur pelaksana juga ikut memantau. Tugas pemantauan sebenarnya ada di redaktur pelaksana, tapi lebih banyak yang mengawasi tentu lebih baik.
9. Tahap terakhir adalah pencetakan halaman di kertas koran.
Continue reading